Pada tahun 2014, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma membuat kehebohan. Divisi PSDM Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi membuat seminar dengan tema LGBT. Kalau diingat, saat itu memang isu LGBT sedang panas menjadi pembicaraan berbagai pihak dan ditolak oleh kaum religi.Pada saat itu, kehebohan yang sebenarnya berasal dari kegiatan organisasi mahasiswa langsung meroket menjadi berita daerah, bahkan nasional bagi kalangan mahasiswa psikologi. Ibarat di film Da Vinci Code, pertentangan terjadi antara ilmu pengetahuan dengan ilmu religiusitas. Untungnya, polisi langsung bertindak. Rektorat pun akhirnya turun tangan. Rektorat turun tangan? Ya, karena saat itu, permasalahan yang terjadi berasal dari organisasi kemahasiswaan fakultas yang difasilitasi oleh Dekanat. Bahkan sebelumnya, rektorat sama sekali tidak mengetahui ide LGBT yang menjadi program kerja yang diajukan oleh organisasi kemahasiswaan fakultas.
Lalu apa intinya?
Tidak semua yang ada di pemerintahan bisa kita salahkan. Jika ada permasalahan, laporlah pada pihak yang memang bertanggung jawab untuk itu. Jangan sedikit-sedikit salahkan presiden. Karena sejatinya, presiden hanya koordinator bagi para gubernur, dan gubernur juga hanya koordinator bagi para bupati dan walikota. Beraspirasi sesuai dengan konteksnya. Lagi-lagi, memahami konteks itu penting agar apa yang kita sampaikan menjadi efektif...
Dan tidak hanya beraspirasi. Beraspirasi tanpa tindakan nyata sama seperti makan tanpa piring. Gimana itu? Ya nggak bisa. Jangan sedikit-sedikit mengkritik. LAKUKAN. Jika tidak suka dengan pemerintah? Jadilah pemerintah! Jika tidak suka dengan lembaga legislatif seperti DPR? Jadilah anggota DPR!
Susah ko, itu kan nggak gampang. YA MEMANG. Tapi kalau kamu berani beraspirasi, kamu juga harus berani menerima aspirasi. Promosikan diri. Jadilah agen perubahan.
Ah yaudah ko, aku diam aja. Ngikut aja.
Lah? Nyerah? Ealah hidupmu kok gak ada nilainya.
Barang yang nggak ada nilainya itu tempatnya dimana? Sampah. Ya.
Jadi kalau kita hanya bisa protes tanpa bertindak, siapa kita?
SAMPAH MASYARAKAT
yang sesungguhnya
No comments:
Post a Comment